• Kontroversi Injil asli



    Alkitab adalah sebutan untuk kitab suci umat Kristen yang terdiri dari Perjanjian Lama (Old Testment) dan perjanjian Baru (New Testment). Sebagian isi perjanjian lama diyakini berisi lima kitab awal yang dikenal sebagai Pentateukh meliputi Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Adapun Perjanjian Baru berisi empat buah kitab yang ditulis oleh Mathius, Markus, Lukas, dan Yohannes, serta 13 surat Paulus, 2 surat Petrus, sebuah surat Yudas, dan Yakobus.

    Perjanjian Baru ini tersiar antara abad I dan II dan mulai disusun pada akkhir abad IV. Bagi sebagian besar penganut keyakinan Kristen, kitab-kitab injil tersebut adalah asli dan tidak perlu diragukan kebenarannya. Namun pengakuan demi pengakuan bahwa terjadi begitu banyak kesalahan dalam alkitab –seperti yang dijelaskan majalah Kristen ‘Awake’ terbitan Brooklyn, 8 September 1957 Vol. XXXVIII – bahwa sedikitnya terdapat 50,000 kesalahan dalam alkitab. Mulai dari pertentangan satu ayat dengan lainnya, perubahan teks dari versi sebelumnya ke versi berikutnya, serta ayat-ayat yang mengandung pornografi, pelecehan terhadap nabi-nabi, dan kisah-kisah fiksi.

    Lebih jauh, Gereja Protestan menghapus tujuh kitab karena dianggap isinya tidak relevan atau apokrifa karena kitab-kitab tersebut dimasukkan kemudian. Sementara Gereja Katolik memasukkan tujuh kitab dalam Perjanjian Lama yang disebut Deuterokanonika yang bermakna kanon kedua, karena kitab-kitab tersebut dimasukkan setelah melalui perdebatan di kanon pertama. Kitab tersebut adalah Tobit, Yudit, I Makabe, II Makabe, Yesus Sirakh, Kebijaksanaan Salomo dan Barukh. Masalahnya kemudian kitab-kitab tersebut tersimpan dalam bahasa Yunani, bukan dalam bahasa Ibrani atau Aramaik sebagai bahasa asli Injil.

    Akibat ketidakpuasan menafsirkan berbagai ayat dan pemaksaan doktrin dalam Alkitab, umat Kristen ini terpecah menjadi puluhan aliran besar dan ribuan ordo atau kongregasi. Sebut saja Protestan, Baptis, Lutheran, Calvinis, Evangelis, Saksi Yehova, Advent Hari Ketujuh, Armenian, Mormon, Metodis, Pantekosta, Episcopal, Anglikan, Katolik Roma, Ortodoks Rusia, Ortodoks Yunani, Ortodoks Syria, Katolik Chaldean, Maronites, dan lain-lain.

    Saat ini keberadaan manuskrip Injil yang asli menjadi bahan penelitian sejumlah sejarawan Katolik dan Protestan. Sebagian naskah yang ditemukan dalam bentuk fragmen di gua Qumran Laut Mati merupakan rangkaian kitab Perjanjian Lama atau Taurat yang asli, yang ternyata memiliki ratusan perbedaaan frase dengan kitab-kitab Perjanjian Lama yang ada saat ini. Begitu pula Injil Thomas yang kemudian ditolak kalangan Gereja Katolik karena dianggap sebagai Injil Gnostik. Namun kemudian diyakini sebagai perkataan langsung Yesus.

    Kalangan Kristiani percaya pada empat orang penulis Injil: Mathius, Markus, Lukas, dan Yohannes. Namun sayangnya, semua penulis ini tidak menulis kitab-kitab tersebut saat Yesus masih hidup. Mathius menulis Injil setelah Sembilan tahun diangkatnya Al-Masih, dan ia menulisnya dalam bahasa Ibrani di Syam. Injil yang ditulis Markus Al-Haruni muncul 23 tahun kemudian dalam bahasa Yunani di negeri Anthiokia, di wilayah Romawi. Sementara Yohannes menulis Injil 60 tahun setelah diangkatnya Al-Masih, dan juga dalam bahasa Yunani.

    Lalu di manakah naskah Injil yang sebenarnya? Dalam kitab Fitan karya Nu’aim bin Hammad, Nabi Muhammad bersabda, “ Jika kalian telah menaklukkan Romawi, maka masuklah ke gereja Asy-Syarqiyyah. Hitunglah tujuh ubinya, lalu bukalah ubin ke delapan karena dibawahnya terdapat tongkat Musa, Injil asli dan perhiasan dari Baitul Maqdis”. Meskipun hadis ini dhaif/lemah, penulis berusaha menyandingkannya dengan referensi sejarah bahwa saat ini beberapa naskah injil dalam lembaran kulit kayu dan papirus berusaha dikumpulkan oleh Gerja Katolik meskipun tidak untuk kepentingan publikasi. Kelemahan hadist ini adalah karena tidak ada sejarah yang pernah menceritakan tentang keberadaan tongkat Musa. Kitab Taurat, Injil, dan Al-Qur’an hanya bercerita tentang tongkat Harun yang bertunas yang diletakkan di dalam kotak tabut perjanjian. Letak gereja Asy-Syarqiyyah juga tidak berada di dlam kompleks Vatikan. Meskipun demikian, perpustakaan Vatikan telah menyimpan banyak naskah Injil yang dianggap asli dan otentik melalui perburuan para sejarawan Gereja Katolik selama ratusan tahun terakhir. (Zainur Ridwan, “The Greatest Design”)

0 komentar:

Posting Komentar