Musik adalah hidupmu? Yakin??
“…..Cintaku
adalah musik, musik adalah hidupku,…na...na..na….” masih ingat
cuplikan lagu itu?? Dari lirik lagu itu benar gak sih gak bisa hidup tanpa
musik?? Mari, kita bahas bersama, hehehehe…
Sebelum
datangnya Islam, musik sudah dikenal Kaum jahiliyah. Mereka suka berpesta, dan
menggelar musik setiap hari. Sampai datangnya Islam, musik gak
dihilangkan akan tetapi dibenahi. Mana yang boleh, mana yang gak, kemudian Seni Musik ini berkembang
begitu pesat di era keemasan Dinasti Abbasiyah. Musik ini dipakai
dalam proses penyebaran agama Islam ke segenap penjuru Jazirah Arab, Persia,
Turki, hingga India diwarnai dengan tradisi musik. Peradaban Islam pun telah
berjasa mewariskan sederet instrumen musik yang terbilang penting bagi
masyarakat musik modern. It’s the Best, deh!. Apa aja yo alat musiknya?? Alat
musiknya:
Alboque atau Alboka
Menurut Henry
George Farmer (1988) dalam Historical facts for the Arabian
Musical Influence, instrumen musik alboka dan alboque telah digunakan
oleh musisi Islam di masa kejayaan, Inilah cikal bakal klarinet dan terompet
modern.
Gitar, Kecapi, dan Oud
Maurice
J Summerfield (2003) dalam bukunya bertajuk, The Classical Guitar,
It’s Evolution, Players and Personalities since 1800, menyebutkan bahwa
gitar modern merupakan turunan dari alat musik berdawai empat yang dibawa oleh
masyarakat Muslim, setelah Dinasti Umayyah menaklukkan
semenanjung Iberia pada abad ke-8 M.
Biola, Rebec, dan Rebab Biola modern yang saat ini juga berkembang pesat di dunia Barat
ternyata juga berawal dan berakar dari dunia Islam. Alat-alat musik gesek itu
diperkenalkan oleh orang Timur Tengah kepada orang Eropa pada masa kejayaan
Kekhalifahan Islam, dan masih banyak lagi
penemuan lainnya.
Perkembangan seni musik pada zaman
itu gak lepas dari sokongan dan dukungan para penguasa terhadap musisi dan penyair yang membuat seni
musik makin menggeliat. Apalagi di awal perkembangannya, musik dipandang
sebagai cabang dari matematika dan filsafat. Amazing!!.
Sayangnya kalau kita lihat sekarang
musik zaman ini berbeda dengan musik yang berisi unsur-unsur islam yang dulu.
Kini, music berisi kemaksiatan dan kemudharatan(Kerugian) bagi para remaja
maupun masyarakat umum. band-band music yang membawa music-musik percintaan
lawan jenis, para boy & girl band yang buka aurat, ditambah penyanyi
dangdut dengan goyangan ngebor-nya plusss band or penyanyi dari luar negeri
yang bikin para remaja histeris gak jelas kalau ketemu idola pemusiknya.
Demi hobi yang satu ini juga, para
remaja banyak yang rela-relain ngantri sampai panas-panasan, plus ngorbanin
uang banyak buat dapatin tiket konser music and bertemu idolanya. Ampe ngoleksi
barang-barang yang berbau idola musiknya, kelakuan en cara berpakaiannya pun di
ikuti. Bisa-bisa Kalo idolanya berkelakuan jelek, diikuti juga. Ckckck…, Jika
seperti ini efek musik yang dimunculkan sudah jelas Islam sangat mewanti-wanti
bahwa musik tersebut di larang alias diharamkan.
So, gmana Islam memandang musik
Islami, seperti Nasyid, dan Rebana? Mari kita simak hadist berikut ini;
Berdasarkan
hadits A’isyah: “Suatu ketika Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masuk ke bilik
‘Aisyah, sedang di sisinya ada dua orang hamba sahaya wanita yang masing-masing
memukul rebana (dalam riwayat lain ia berkata: “… dan di sisi saya terdapat dua
orang hamba sahaya yang sedang menyanyi.”), lalu Abu Bakar mencegah keduanya.
Tetapi Rasulullah malah bersabda: “Biarkanlah mereka karena sesungguhnya
masing-masing kaum memiliki hari raya, sedangkan hari raya kita adalah pada
hari ini.” (HR. Bukhari)
Dari hadist yang diriwayatkan oleh
Bukhari dapat dipahami bahwa musik seperti ini diperbolehkan. Nabi membolehkan
musik ini dikarenakan mengandung puji-pujian kepada Allah SWT.
Bahkan dalam Surat Cintanya Allah
(Al-Qur’an) dan hadis pun belum ada ketentuan tentang diharamkannya musik
secara terang-terangan, dan juga gak menghalalkannya, maka disinilah guys
letaknya hukum mubah (diperbolehkan). Walaupun diperbolehkan, musik tersebut
haruslah mengandung unsur manfaat untuk kehidupan manusia. Bukan musik yang
melenakan manusia dari mengingat Allah SWT. Baik syair-syair yang
dihasilkannya, maupun sarana yang dipergunakan. Unsur musik yang diperbolehkan
disini adalah musik yang bebas dari kemaksiatan atau kemungkaran.
Hidup
tanpa musik juga gak bakalan mati kok,… kita masih dapat mengekpresikan seni
musik kita sebagai salah satu sarana dakwah, mengingat dan mendekatkan diri
kepada Allah… (^_^)
(Berbagai Sumber)
0 komentar: